Libatkan Ratusan Relawan, Dinas Lingkungan Hidup Gresik Gelar Aksi Bersih-Bersih DAS Brantas

Jurnalisinfo.net GRESIK – Pemerintah Kabupaten Gresik mengadakan Bakti Sosial Aksi Bersih-Bersih Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, wilayah Desa Cangkir Kecamatan Driyorejo, Jum’at (10/03). Kegiatan ini digelar sebagai rangkaian peringatan hari jadi Pemkab Gresik ke-49 sekaligus hari jadi Gresik yang ke-536.

Diketahui, aksi bersih-bersih sungai yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik ini, melibatkan ratusan personal dari berbagai unsur masyarakat. Mulai dari perwakilan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gresik, perusahaan sekitar, pelajar, pasukan kuning, hingga pegiat lingkungan. Belasan truk pengangkut sampah, perahu karet dan dua unit excavator juga sudah disiapkan untuk membantu kelancaran kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak seluruh elemen masyarakat agar turut melestarikan lingkungan, demi keberlangsungan anak cucu kita,” ujar Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah saat memimpin apel persiapan sekaligus pelepasan relawan.

Perempuan yang kerap disapa Bu Min ini juga berharap pelaksanaan kegiatan serupa bisa terus berkelanjutan dan tidak berhenti satu kali ini saja.

“Harapannya aksi bersih-bersih ini dapat menjadi momen penyelamatan sungai dari sampah dan polutan baik dari limbah domestik maupun limbah cair industri. Serta meningkatkan semangat masyarakat dalam pelestarian lingkungan di wilayah sungai Kabupaten Gresik,” tandasnya.

Permasalahan sampah tengah menjadi salah satu prioritas di Kabupaten Gresik. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik mencatat, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik rata-rata sebanyak 720 M³ per hari. Dimana 80% sampah dihasilkan dari sampah rumah tangga.

Sampah rumah tangga terutama di wilayah Kota Gresik (Gresik, Kebomas, dan Manyar), 86 % telah ditangani dengan metode yang baik yaitu diangkut dengan petugas kebersihan dan dikomposkan. Sisanya sebesar 14% belum ditangani dengan baik.

Lebih lanjut, saat ini tengah dilakukan proses pembangunan TPA di wilayah belahan yang akan menampung sampah di wilayah Gresik selatan. Sampah yang dibuang di sungai juga merupakan salah satu penyumbang bencana _hidrometeorologi_ berupa banjir. Apalagi dengan curah hujan yang sangat tinggi beberapa waktu terakhir.

“Selain sampah, fokus lain yang tak kalah penting adalah pencemaran sungai. Pertumbuhan Gresik sebagai kota industri dan tingginya investasi yang masuk harus sejalan dengan kesadaran menjaga lingkungan,” pungkasnya.

Turut hadir juga Forkompincam Driyorejo, Kepala sekolah dan murid SMAN dan SMKN, juga Asosiasi Bank Sampah Indonesia DPD Kabupaten Gresik SMAN 1.(Hari R./Dyah)